Selasa, 22 Februari 2011

Gaya Asuh Orangtua Bisa Dianalisis Lewat Sidik Jari

Selama ini analis sidik jari digunakan untuk mengetahui bagaimana tipe gaya belajar seorang anak. Kini sidik jari juga bisa digunakan untuk menganalisis tipe gaya asuh dari orangtua.

"Dalam mengasuh anak, kadang ibu memberikan stimulasi atau pendekatan yang belum tentu sesuai dengan kondisi anaknya. Hal ini karena ibu belum mengetahui gaya asuh diri mereka sendiri," ujar Efnie Indrianie, MPsi, seorang psikolog anak dari Psychobiometric dalam acara Inovasi Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011 Bantu Ibu Berikan Stimulasi Optimal untuk si Kecil di Giggle FX Jakarta, Selasa (22/2/2011).

Efnie menuturkan terkadang ibu-ibu merasa kesal karena anaknya susah sekali menuruti kemauannya, misalnya ibu dengan gaya asuh responsif cenderung mengikuti tren yang ada padahal belum tentu sesuai dengan potensi si anak itu sendiri.

"Dengan mengetahui seperti apa gaya asuh yang dimiliki, maka seorang ibu lebih mudah dalam mengkombinasikan atau menyesuaikan dirinya dengan si anak sehingga pengembangan potensi anak menjadi lebih optimal," ungkapnya.

Untuk mengetahui sidik jari orangtua ini caranya ibu atau ayah diambil sidik jarinya. Kemudian dianalisa dengan komputer untuk menentukan diagnosanya. Dari hasil guratan sidik jari tersebut bisa terlihat tipe gaya asuhnya.

Psikolog yang akrab disapa Pipin ini menuturkan ada 4 tipe gaya asuh dari orangtua berdasarkan sidik jari yaitu:

Gaya asuh alamiah (natural)
Tipe ini cenderung lebih banyak memberikan kebebasan pada anak dan mengikuti alur perkembangan si kecil tanpa memberikan batasan-batasan yang tegas, misalnya anak mau sekolah musik ibunya selalu menuruti. Tapi kelemahan dari gaya asuh ini anak cenderung memiliki manajemen batas yang rendah, misalnya sulit untuk memanage waktu.

Anak yang Gemar Olahraga Dapat Bonus Otak Pintar

Tak hanya membuat tubuh sehat dan menjaga berat badan tetap ideal, melakukan olahraga teratur juga membuat kemampuan berpikir anak semakin meningkat. Dengan kata lain, olahraga bikin anak lebih pintar.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjauhkan anak-anak dari risiko obesitas (kegemukan), tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bahkan kemampuan hitung dan matematika.

Menurut hasil scan otak yang dilakukan peneliti, olahraga teratur terkait dengan meningkatnya aktivitas di bagian otak yang berhubungan dengan pemikiran yang kompleks dan pengendalian diri.

"Ini berarti olahraga teratur dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi anak. Kita tahu bahwa olahraga baik untuk tubuh, tetapi sebelumnya kita tidak memiliki bukti bahwa hal itu dapat membantu anak-anak lebih baik di sekolah," jelas Catherine Davis, pemimpin studi dan psikolog kesehatan klinis di Georgia Prevention Institute, Georgia Health Sciences University di Augusta, seperti dilansir Health24, Selasa (22/2/2011).

Meski studi dilakukan pada anak-anak dengan kelebihan berat badan, tapi Davis percaya bahwa hasil yang sama juga akan terlihat pada anak-anak dengan berat badan normal.

Davis mengatakan bahwa perubahan-perubahan positif ini adalah hasil dari kombinasi faktor biologis dan lingkungan.

Psikolog: Anak Nakal Adalah Anak yang Cerdas

Orangtua kadang suka kesal atau marah-marah jika melihat anaknya selalu membuat masalah atau nakal. Namun psikolog mengungkapkan bahwa anak yang nakal adalah anak yang cerdas.

"Saat ini konsep kecerdasan sedang booming di masyarakat dan anak yang pintar selalu identik dengan anak yang jago matematika. Padahal anak yang cerdas itu adalah anak yang bisa menemukan hal-hal baru," ujar Efnie Indrianie, MPsi, seorang psikolog anak dari Psychobiometric dalam acara Inovasi Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011 Bantu Ibu Berikan Stimulasi Optimal untuk si Kecil di Giggle FX Jakarta, Selasa (22/2/2011).

Psikolog yang akrab disapa Pipin ini menuturkan anak yang cerdas itu adalah anak yang suka membuat masalah, hal ini berarti anak tersebut memiliki kreativitas tinggi atau termasuk anak yang kreatif.

Anak yang kreatif umumnya bisa menemukan hal-hal baru atau berhasil menemukan suatu masalah, dan jika dilihat lebih jauh ke dalam otaknya maka sinapsis-sinapsis (pertemuan antara ujung saraf dengan saraf lainnya) akan terlihat ruwet.

Jika sinapsis di otak ruwet menandakan adanya koneksi yang bagus antara sel-sel saraf di otak, serta hal ini berarti anak mendapatkan stimulasi yang baik dalam perkembangan otaknya.

"Anak yang nakal atau usil itu karena tidak ada yang bisa dia kerjakan, jadinya ia malah jahil ke teman-temannya atau justru mencari-cari masalah," ujar psikolog yang menjadi Kepala Bidang Kajian Psikologi Perkembangan Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Patah Semangat Bisa Dideteksi dari Air Ludah

Stres yang berkelanjutan bisa memicu burnout atau kehilangan semangat hidup, yang seringkali didagnosis sebagai gejala depresi. Untuk membedakan burnout dengan depresi, cara paling akurat adalah memeriksa komposisi air ludah di pagi hari.

Padamnya semangat hidup alias burnout tidak bisa dipandang remeh karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Namun penanganan burnout sering tumpang tindih dengan depresi, sehingga tidak tertangani dengan baik dan kadang malah memburuk.

Keduanya memang memiliki gejala yang hampir sama misalnya kurang motivasi dan tidak bergairah, karena burnout pada dasarnya terjadi akibat depresi kronis yang tidak tertangani. Namun dilihat dari kondisi hormonal yang mempengaruhi, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.

Depresi ditandai dengan peningkatan kadar kortisol, yang dikenal juga sebagai hormon stres. Sebaliknya ketika depresi itu berkembang hingga memasuki fase burnout, produksi kortisol justru mengalami penurunan hingga level yang sangat rendah.

"Perbedaan kadar kortisol terjadi karena kondisi itu psikologis mempengaruhi sistem pengaturan hormon pada tubuh manusia," ungkap peneliti masalah kejiwaan dari Louis-H Lafontaine Hospital, Dr Sonia Lupien seperti dikutip dari Health24, Selasa (22/2/2011).

Kamis, 17 Februari 2011

Kebal Kanker ala Orang-orang Cebol di Ekuador

Di balik ukuran fisiknya yang abnormal, sekelompok orang cebol di Ekuador dengan tinggi rata-rata maksimal 1 meter punya kelebihan yang patut disyukuri yakni tidak pernah kena kanker dan diabetes. Apa rahasianya?

Sekelompok orang cebol itu adalah penduduk sebuah desa di lereng Pegunungan Andes, Provinsi Loja di wilayah selatan Ekuador. Tinggi badan orang-orang cebol yang jumlahnya mencapai 100-an orang itu rata-rata hanya 106 cm sehingga desanya dijuluki Kampung Kurcaci.

Secara genetik, sebagian besar penduduk Kampung Kurcaci memiliki gangguan pertumbuhan yang disebut Laron Syndrome. Gangguan ini menyebabkan produksi hormon pertumbuhan terhambat, sehingga keberadaan orang cebol selalu menjadi bagian tak terpisahkan di Kampung Kurcaci.

Namun di balik kekurangan fisik tersebut, ada fakta menarik yang menggelitik para peneliti dari University of Southern California. Dari sekian banyak orang cebol di kampung itu, tak ada satupun yang mengidap kanker dan diabetes dalam 23 tahun terakhir.

10 Penyakit Terbanyak yang Membunuh Pria

Dari beberapa indikator, pria ternyata memiliki status kesehatan yang lebih buruk dibandingkan wanita. Angka kematian pria pun lebih tinggi dibandingkan wanita. Ada 10 Penyakit yang paling banyak membunuh pria.

"Ada beberapa fakta yang dapat dilihat dan dirasakan terkait dengan rendahnya kesehatan pria dibandingkan wanita," jelas Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD dari Departemen Ilmu
Penyakit
Menurur Dr Edy, hal yang paling nyata dan hampir terjadi di banyak negara di dunia adalah perbedaan angka harapan hidup antara pria dan wanita.

"Angka harapan hidup pria cenderung lebih pendek, berkisar 4 hingga 6 tahun lebih pendek dibandingkan wanita. Bila ditilik lebih jauh, ternyata kematian yang terjadi (khususnya pada pria) banyak yang bersifat prematur dan seharusnya dapat dicegah," jelas Dr Edy.

Terkait hal tersebut, perlu dikenal dan diketahui dengan baik tentang penyakit yang sering diderita dan menjadi penyebab kematian pada pria, sehingga pada akhirnya tindakan promosi kesehatan atau pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.

Latihan untuk Memperbaiki Postur Tubuh Buruk

Tanpa disadari beberapa kebiasaan bisa menyebabkan seseorang memiliki postur tubuh yang buruk. Karena itu ketahui cara-cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki postur tubuh yang buruk.

Sebuah penelitian baru dari Northwestern University's Kellogg School of Management menuturkan bahwa orang yang memiliki postur tubuh bagus akan memungkinkan untuk bisa berpikir dan bertindak secara lebih baik, seperti dikutip dari Fitsugar, Kamis (17/2/2011).

Postur tubuh yang buruk biasanya disebabkan oleh cara duduk yang salah, sering membawa tas berat, tidur dengan bantal tinggi, sering menggunakan sepatu hak tinggi atau kelebihan berat badan. Dengan postur tubuh yang buruk akan menimbulkan beberapa efek seperti sakit pinggang, nyeri pada punggung dan juga mudah lelah.

Berikut ini beberapa latihan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki postur tubuh yang buruk seperti membungkuk atau terlalu busung ke depan.